Selasa, 25 September 2012

Cara menyiapkan dana Pendidikan melalui Asuransi Pendidikan


Meskipun tahun ajaran baru masih beberapa bulan lagi, namun banyak orangtua sudah mulai “berburu” sekolah untuk putra-putrinya. Mencari sekolah yang baik bagi buah hati bukanlah perkara mudah. Terlebih jika mengingat biaya yang pastinya tidak sedikit.
Salah satu cara untuk menyiapkan dana pendidikan adalah melalui asuransi pendidikan. Apa sebenarnya asuransi pendidikan itu? Mungkin tak semua orang tahu, produk asuransi pendidikan sebenarnya adalah produk asuransi jiwa. Ya, asuransi pendidikan adalah asuransi jiwa yang memberikan nilai pengembalian tunai atas setoran premi Anda, pada waktu-waktu yang telah disepakati dan disetujui oleh Anda sebagai nasabah dan pihak asuransi.
Bila Anda datang ke perusahaan asuransi, dan meminta dibukakan produk asuransi pendidikan, maka mereka akan memberikan suatu perhitungan mengenai besaran premi yaitu setoran Anda, nilai tunai yang bisa diambil, dan uang pertanggungan yang bisa diperoleh setelah masa kontrak asuransi selesai. Nah nilai tunai itulah yang bisa Anda gunakan untuk dana pendidikan anak Anda kelak.
Jadi, sebenarnya asuransi menjual produk perlindungan atas jiwa Anda, tapi dengan bonus adanya nilai tunai yang bisa diambil pada saat-saat yang disepakati misalnya pada setiap jenjang pendidikan anak kita yaitu tahun-tahun anak masuk jenjang sekolah.
Apa kelebihannya? Asuransi pendidikan biasanya memberikan kepastian dalam hal jumlah. Artinya kita dijanjikan pada tahun-tahun tertentu kita diberi sejumlah dana yang telah mereka dijanjikan. Misalnya, dengan membayar premi dalam jumlah tertentu, bisa bulanan atau tahunan, kita diberikan janji akan mendapatkan sejumlah dana yang biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan mereka seperti TK, SD, dan seterusnya.
Asuransi pendidikan berbeda dengan produk perencanaan pendidikan lainnya seperti tabungan pendidikan.
Tabungan pendidikan akan memberi Anda hasil yang diperoleh dari bunga yang berlaku. Artinya, besaran hasil tabungan Anda nantinya sangat bergantung dari berapa besar tingkat bunga yang terjadi selama waktu Anda menabung. Masalahnya, bisa saja besaran nilai di tabungan pendidikan Anda tidak sama dengan ilustrasi yang digambarkan di awal. Jadi bisa saja lebih rendah, tapi sangat memungkinkan juga untuk lebih tinggi.
Mana lebih baik? Kalau Anda menginginkan kepastian nilai, pasti asuransi lebih baik. Bayangkan, apapun yang terjadi mereka harus membayar sebesar yang dijanjikan. Tapi kalau tujuannya bukan besaran nilai uang, mungkin tabungan pendidikan bisa jadi pilihan.
Pada asuransi pendidikan, dengan besaran premi yang sama, kalau Anda memilih yang memberikan dana di setiap jenjang pendidikan, otomatis besaran dana yang Anda dapatkan akan terbagi. Sementara kalau Anda memilih yang memberikan dana hanya di pendidikan tinggi, maka hasil di saat anak Anda masuk di perguruan tinggi, hasilnya akan cukup tinggi.
Misalnya, suatu asuransi pendidikan mensyaratkan premi yang harus dibayarkan oleh nasabahnya sebesar Rp.350.000 per bulan selama 10 tahun. Jika uang pertanggungan yang akan Anda peroleh dari asuransi ini adalah Rp.100 juta, maka kalau Anda meminta nilai tersebut dibagi per jenjang pendidikan, maka nilai yang setara Rp.100 juta itu akan dibagi oleh pihak asuransinya. Tapi kalau minta di akhir katakanlah pada saat anak Anda kuliah, maka dapatnya juga cukup besar karena nilai tunai Anda tidak berkurang.
Nah, silakan tentukan cara mana yang ingin Anda tempuh untuk menyiapkan dana pendidikan bagi buah hati Anda.

Kesehatan kita SEBESAR ASET Lho….!

Kesehatan kita SEBESAR  ASET ! Barangkali ungkapan diatas sangat tepat, terutama bagi kita yang pernah merasakan bagaimana mahalnya biaya kesehatan akhir-akhir ini. Hal yang kelihatannya sepele, namun setiap orang akan memiliki “waktunya” untuk sakit. Apa jadinya bila kita tidak memiliki dana “sewaktu-waktu” yang bisa memporakporandakan keuangan keluarga kita? Nah, untuk hal semacam inilah produk-produk asuransi dapat membantu kita “mengantisipasi” kondisi yang tidak diinginkan banyak orang ini. Beraneka manfaat dapat Anda dapatkan melalui program ini diantaranya Manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan. Manfaat rawat inap biasanya meliputi Biaya kamar dan akomodasi, biaya ICU/UGD, dan Biaya Pembedahan. Sedangkan Manfaat rawat jalan biasanya meliputi Perawatan kanker, rawat jalan darurat kecelakaan,cuci darah dan sebagainya. Menariknya lagi, untuk manfaat Rawat Inap dibeberapa perusahaan tertentu menawarkan sistem paket tambahan yang mengcover biaya-biaya misalnya: ambulance, suster/penjaga, aneka perawatan rumah sakit (jarum infus,perban,obat-obatan,dll),biaya perawatan sebelum dan sesudah rawat inap, biaya dokter umum,biaya dokter spesialis, dan sebagainya. Berdasarkan cara pembayaran klaimnya pun dapat berbeda. Ada 2 sistem yang populer yaitu: sistem reimbursement dan sistem kartu. Pada sistem reimbursement, nasabah mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk biaya RS dan selanjutnya perusahaan asuransi akan menggantinya. Sedangkan pada sistem kartu, nasabah dilengkapi oleh kartu khusus dimana dengan menggunakan kartu tersebut nasabah cukup menunjukkannya kepada RS yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Tentu saja ada premi yang dikenakan lebih jika nasabah ingin memiliki fasilitas kartu ini. Kini pilihan ada ditangan Anda. Selamat mencoba!

Senin, 03 September 2012

Waspadai Bahaya Keracunan Kehamilan

Penyakit ini hanya muncul saat kehamilan saja dan harus ditangani dengan baik agar tidak berkelanjutan dan membahayakan ibu maupun janin.

 
“Keracunan kehamilan (toxemia gravidarum) sebenarnya adalah nama lain untuk penyakit preeklampsia/eklampsia pada kehamilan ataupun dalam masa nifas. Penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan adanya protein di dalam urin pada kehamilan lebih dari 20 minggu,” buka Dr. med. Damar Prasmusinto, SpOG(K) dari Brawijaya Women and Children Hospital.
 
Disebut keracunan kehamilan karena hanya terjadi saat kehamilan saja - bukan saat tidak sedang hamil – dan kelak setelah melahirkan, kondisi si ibu akan kembali normal.
 
Waspadai Gejalanya!
Preeklampsia bisa ringan atau parah. Disebut preeklampsia ringan bila kehamilan ditandai dengan timbulnya hipertensi 140/90 mmHg disertai protein di urin (+1).
 
Sementara bila kehamilan disertai hipertensi 160/110mmHg dan protein di urine (+3), sudah termasuk kategori preeklampsia berat/eklampsia.
 
Meski begitu, walau tekanan darah mencapai 135/85 mmHg, BuMil harus tetap waspada bila kehamilan disertai keluhan seperti: sakit kepala yang terus menerus, rasa nyeri pada ulu hati, bengkak pada bagian kaki, timbul rasa mual – bahkan muntah – serta adanya gangguan penglihatan yang membuat pandangan menjadi kabur; karena kondisi tersebut bisa kategorikan sebagai preeklampsia berat.
 
Komplikasi
Penyebab keracunan kehamilan ini masih menjadi misteri, alias belum diketahui pasti. Namun, para ahli sepakat bahwa penyakit ini dimulai saat terjadinya plasentasi (proses pembentukan struktur dan jenis plasenta), yaitu saat di awal kehamilan, plasenta menempel ke dinding rahim.
 
Nah, ketika itu, seharusnya terjadi perubahan pembuluh darah rahim dan plasenta, agar rahim ibu dapat memenuhi kebutuhan darah plasenta dan janin. “Namun pada preeklampsia, perubahan pembuluh darah rahim tidak terjadi dengan sempurna, sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi pada ibu dan bayi,” papar Dr. Damar.
 
Mengapa ini terjadi? Diduga karena kelainan genetik, kelainan sistem kekebalan ibu, ketidakseimbangan oksidan-antioksidan, gangguan sistem pembekuan darah, dan adanya penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes, kegemukan, atau kelainan ginjal.
 
Trimester II dan III
Preeklampsia biasanya sering terjadi pada trimester II setelah 20 minggu kehamilan; dan paling sering terjadi pada trimester III setelah 30 minggu kehamilan.
 
Gejala preeklampsia bisa muncul pula sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi. Semakin dini munculnya gejala preeklampsia maka semakin buruk prognosisnya.
 
Eklampsia, Kelanjutan Preeklampsia
Jika preeklampsia tidak ditangani sesegera mungkin, maka BuMil berisiko tinggi mengalami gagal ginjal akut, perdarahan otak, pembekuan darah intravaskular, pembengkakan paru-paru, kolaps pada sistem pembuluh darah, dan eklampsia.
 
Ya, eklampsia merupakan gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan kejang-kejang yang bisa berakibat sangat serius bagi BuMil dan bayinya.
Menurut data, pre eklamsia/eklamsia dapat terjadi ± 10 persen dari seluruh jumlah kehamilan. Dan dari 10 persen tersebut, bila terkena eklamsia, 30 persen diantaranya meninggal. Sedangkan untuk pre eklamsia sendiri, 20 persen menjadi penyebab kematian BuMil.
 
Rawat Jalan atau Rawat Inap?
Bila BuMil didiagnosis mengalami preeklampsia/eklampsia, maka melahirkan adalah cara yang paling tepat guna melindungi BuMil dan mungkin janin yang dikandungnya.
Sayangnya hal ini tak selalu bisa dilakukan karena bisa jadi usia bayi dalam kandungan masih terlalu dini untuk dilahirkan.
 
Bila mengalami preeklampsia ringan, BuMil masih diperbolehkan dokter untuk rawat jalan dengan selalu dikontrol tekanan darahnya. Sebaliknya, bila sudah termasuk preeklampsia berat, BuMil harus menjalani perawatan di rumah sakit.
 
Pengobatan
Bila preeklampsia disertai kejang-kejang berarti BuMil sudah termasuk dalam kondisi eklampsia. Tak bisa tidak, ini merupakan kondisi gawat darurat dan memerlukan penanganan tepat dan segera.
 
“Kalau terjadi kasus ibu hamil dengan eklampsia di rumah, segera bawa BuMil ke rumah sakit, jika perlu rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap sehingga BuMil tetap dalam penanganan dokter. Selanjutnya dokter akan memberikan obat antihipertensi dan tambahan infuse MgS04 (anti kejang) serta obat-obatan suportif berupa antioksidan. Penting untuk mencegah BuMil kejang kembali, kemudian bayinya segera dilahirkan berapapun usia kehamilannya...” ujar Staf Divisi Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
 
Bisa Alami Perdarahan
Lebih lanjut Dr. Damar mengatakan, BuMil penderita eklampsia bisa saja mengalami perdarahan dari kemaluan. “Jika terjadi perdarahan, biasanya plasentanya sudah terlepas dari rahim sehingga ini membahayakan BuMil dan bayinya. Untuk itu, mungkin diperlukan tindakan operasi sesar segera,” paparnya.
 
Meski demikian, perdarahan dapat pula terjadi setelah bayi lahir. Kondisi ini memang tidak membahayakan bayi, tetapi membahayakan jiwa si ibu.
 
Disebut perdarahan pascapersalinan apabila jumlah darah yang keluar lebih dari 500 cc. Penyebab utama terjadinya perdarahan ini adalah rahim tidak berkontraksi setelah bayi lahir.
 
Perlu atau tidaknya si ibu ditransfusi bergantung dari berat ringannya anemia akibat perdarahan yang terjadi.

http://health.okezone.com/read/2012/04/23/483/616965/waspadai-bahaya-keracunan-kehamilan

Penyakit Misterius Bernama Lupus


Lupus, nama aneh untuk sebuah penyakit. Kata itu berasal dari bahasa Latin yang berarti serigala, untuk menggambarkan salah satu ciri paling menonjol dari penyakit itu yaitu ruam di pipi yang membuat penampilan seperti serigala. Meskipun demikian, hanya sekitar 30% dari penderita lupus benar-benar memiliki ruam “kupu-kupu” klasik tersebut.

Jenis-jenis lupus

Lupus bukanlah penyakit menular tetapi sebuah bentuk gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel tubuh sendiri. Ada empat jenis lupus yang dikenal:
  • Lupus diskoid (kulit). Pasien dengan lupus diskoid memiliki versi penyakit yang terbatas pada kulit, ditandai dengan ruam yang muncul pada wajah, leher, dan kulit kepala, tetapi tidak memengaruhi organ internal.
  • Lupus sistemik (systemic lupus erythematosus, SLE). Pada sekitar 10% pasien lupus diskoid, penyakitnya berevolusi dan berkembang menjadi lupus sistemik yang memengaruhi organ internal tubuh seperti sendi, paru-paru, ginjal, darah, dan jantung. Lupus jenis ini sering ditandai dengan periode suar (ketika penyakit ini aktif) dan periode remisi (ketika penyakit ini tidak aktif). Tidak ada cara untuk memerkirakan berapa lama suar akan berlangsung. Setelah suar awal, beberapa pasien lupus sembuh dan tidak pernah mengalami suar lain, tetapi pada beberapa pasien lain suar datang dan pergi berulang kali selama bertahun-tahun.
  • Lupus karena pengaruh obat. Jenis lupus ini disebabkan oleh reaksi terhadap obat resep tertentu dan menyebabkan gejala sangat mirip lupus sistemik. Obat yang paling sering menimbulkan reaksi lupus adalah obat hipertensi hydralazine dan obat aritmia jantung procainamide, obat TBC Isoniazid, obat jerawat Minocycline dan sekitar 400-an obat lain. Gejala penyakit lupus mereda setelah pasien berhenti mengkonsumsi obat pemicunya.
  • Lupus neonatal. Pada situasi yang jarang terjadi, bayi yang belum lahir dan bayi baru lahir dapat memiliki ruam kulit dan komplikasi lain pada hati dan darahnya karena serangan antibodi dari ibunya. Ruam yang muncul akan memudar dalam enam bulan pertama kehidupan anak.

Gejala awal

Penyakit lupus memiliki banyak manifestasi dan profilnya berbeda pada setiap pasien. Gejala awal yang mungkin dirasakan antara lain:
  • Demam
  • Malaise, atau ketidaknyamanan umum
  • Nyeri persendian
  • Nyeri otot
  • Kelelahan ekstrim

Penyebab dan faktor risiko

Lupus masih merupakan penyakit misterius di kalangan medis. Kecuali lupus yang disebabkan reaksi obat, penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui. Perdebatan bahkan masih berlangsung mengenai apakah lupus adalah satu penyakit atau kombinasi dari beberapa penyakit yang berhubungan.
Sekitar 90% penderita lupus adalah perempuan, yang mengindikasikan bahwa penyakit ini mungkin terkait hormon-hormon perempuan. Menstruasi, menopause dan melahirkan dapat memicu timbulnya lupus. Sekitar 80% pasien lupus mengembangkan penyakit ini di usia antara 15 s.d. 45 tahun.

Diagnosis

Manifestasi lupus dapat meniru penyakit autoimun lain, seperti multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis (rematik), sehingga sulit untuk didiagnosis. Saat ini tidak ada tes tunggal yang dapat memastikan apakah seseorang terkena penyakit lupus. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan komprehensif yang mempertimbangkan semua gejala dan riwayat penyakit.
American College of Rheumatology menetapkan “Sebelas Kriteria Lupus” untuk membantu dokter mendiagnosis lupus. Empat atau lebih dari kriteria berikut harus hadir untuk membuat diagnosis lupus sistemik:
  1. Ruam malar: ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung
  2. Ruam kulit: bercak merah yang menonjol
  3. Photosensitivity: ruam kulit akibat reaksi terhadap sinar matahari yang tidak biasa
  4. Borok mulut atau hidung: biasanya tanpa rasa sakit
  5. Artritis non-erosif pada dua atau lebih sendi, sehingga terasa bengkak atau lunak.
  6. Gangguan paru dan jantung: peradangan pada selaput sekitar jantung (perikarditis) dan/atau paru-paru (pleuritis)
  7. Gangguan neurologis: kejang-kejang dan/atau psikosis
  8. Gangguan ginjal: protein atau darah yang berlebihan dalam urin (proteinuria/hematuria)
  9. Gangguan hematologi (darah): anemia hemolitik, jumlah sel darah putih atau trombosit rendah
  10. Gangguan imunologi: antibodi terhadap DNA rantai ganda, antibodi terhadap Sm, atau antibodi terhadap cardiolipin
  11. Antinuclear antibody (ANA): hasil tes positif meskipun tidak memakai obat yang dikenal menyebabkan hal itu. Sekitar 95% dari pasien lupus memiliki hasil tes ANA positif.

Penanganan

Perawatan penyakit lupus bertujuan untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk lupus adalah NSAID (obat anti-inflamasi non-steroid), obat antimalaria dan steroid. Obat-obatan tersebut dapat diberikan sendiri-sendiri atau dalam kombinasi. Dalam kasus yang parah, obat penekan imun seperti cytoxan, azathioprine dan methotrexatemungkin digunakan.

http://majalahkesehatan.com/penyakit-misterius-bernama-lupus/